Karena Ikhlas Tidak Selamanya Hadir di Awal (Kisah mengenai Lunturnya Sebuah Penyakit Hati)

Berbicara tentang ikhlas kita pasti terbayang dengan yang namanya ketulusan atau dengan kata lain tanpa mengharapkan pamrih atas apa yang kita lakukan. Dalam islam kata ikhlas ini bermakna melakukan sesuatu hal semata-mata karena mengharap keridhaan Allah. Banyak yang mengatakan bahwa sangat susah untuk mewujudkan ikhlas tersebut. Terlalu banyak godaan katanya. Sehingga tak jarang orang yang awalnya sangat bersemangat untuk beramal dengan ikhlas akhirnya mundur dan memilih untuk menyerah setelah ditimpa begitu banyak godaan.

____________________________________________________

liqo-an ukhtiiii

Hari senin yang lalu tepatnya tanggal 17 Oktober 2011, aku menghadiri sebuah forum pendalaman ilmu agama. Saat pemateri menyinggung tentang infaq, seorang akhwat berinisial A bertanya yang kira-kira seperti ini, “Kak, katanya kan kalau kita berinfaq (bersedekah), maka rezeki kita akan mudah diperoleh. Tapi boleh ga kak kalau kita berinfaq dengan niat ingin mendapat kemudahan dalam memperoleh rezeqi, bukan semata-mata karena Allah. Kalo gitu berarti kita ga ikhlas dong kak?”. Selang beberapa saat setelah pertanyaan selesai diutarakan, pemateri itu pun menjawab dengan sangat menyakinkan. Dia berkata, “Adik-adik sekalian, tidak selamanya ikhlas itu bisa hadir pada permulaan kita beramal. Terkadang kita juga butuh yang namanya motivasi awal untuk memacu kita dalam berbuat kebajikan. Jadi tidak ada masalah kalau memang awalnya kita memiliki modus lain dalam beramal, nanti juga kalau sudah terbiasa dan sudah menjadi rutinitas, maka kita akan lupa pada modus tadi. Yang penting adalah adanya kemauan dari  kita terlebih dahulu dalam melakukan suatu amalan walaupun itu membutuhkan motivasi tertentu”. Saat mendengar penjelasan itu, kami hanya mengangguk pertanda mengerti sekaligus membenarkan.

everything_happens_for_a_reason-3445

Selepas dari mengikuti forum tersebut, aku mendapati peristiwa demi peristiwa yang sangat sesuai dengan kata-kata yang diucapkan pemateri. Kata-kata itu juga sekaligus dapat mengubah pandanganku yang selama ini cenderung sinis terhadap orang-orang yang beramal secara tidak ikhlas (terpaksa). Siang itu di hari rabu tepatnya tanggal 19 Oktober 2011, berselang 1 hari setelah aku mengikuti forum, sebuah informasi menarik hadir ketika aku sedang menyaksikan program berita di salah satu stasiun televisi swasta. Seperti suatu kebetulan, informasi itu mengabarkan tentang sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di suatu daerah yang diharuskan untuk melakukan shalat berjama’ah di mesjid. Mereka terlihat sedang antri mengisi absen sidik jari elektronik khusus PNS yang dipasang di dalam mesjid sebagai bukti bahwa mereka ikut dalam shalat berjama’ah. Ternyata hal ini merupakan peraturan dari pemerintah setempat. Mendengar informasi itu, aku sempat tersenyum sambil berkata dalam hati, “ini kayaknya shalatnya ga ikhlas deh, pasti  gara-gara diabsen doang..” hehe. Tapi seketika pikiran sinis itu hilang begitu teringat kata-kata “Ikhlas itu butuh proses, butuh motivasi, ga bisa spontan..”. Degg! Aku tertegun sejenak. Ini deh kayaknya maksud kata-kata di forum waktu itu, biarlah awalnya hanya karena sebuah absensi, tapi nanti kalau sudah jadi kebiasaan, sepertinya mereka akan lupa dengan absen itu walaupun alatnya terpampang jelas di dalam mesjid. Karena saat itu hati mereka sudah terpaut dengan mesjid untuk shalat berjama’ah, sehingga sehari saja tidak shalat berjama’ah mereka akan merasa tidak tenang. Semoga saja ini merupakan proses pencarian hidayah bagi mereka sekaligus proses melatih diri menjadi pribadi yang disiplin dalam mendirikan shalat dan dalam segala hal.

Hmmm…kalau sudah begini, jadi malu dengan daerah sendiri yang belum terlihat menjalankan program serupa. Nyesal jadinya karena sudah berpikiran negatif terhadap usaha orang di daerah lain sementara di daerah sendiri saja belum beres. Hadehh –___-” 

im-sorry-0014-emo

 

Ingin rasanya menscan hati ini dengan berkata, “Ya Allah, terima kasih karena Engkau telah menghindarkan aku untuk terus-menerus berpikiran buruk terhadap orang yang mulai mendekat padaMu. Ampuni segala ke’sinis’anku terhadap apa yang sedang mereka usahakan. Ampuni aku yang merasa sok tau tentang kadar keikhlasan seseorang, sungguh tidak pantas bagiku mendahuluimu wahai Dzat yang Maha Mengetahui segala isi hati. Bimbing aku untuk tidak menjadi manusia yang egois dan senantiasa bisa menghargai setiap orang”. Amin Ya Rabb ^^

semoga bermanfaat..

from my heart w/love.. 라이한

Tinggalkan komentar